Thursday, September 23, 2004

Mengapa Kita Berteriak?

A good article from one of my old time friends.

Mengapa Kita Berteriak?

Suatu hari sang guru bertanya kepada murid-muridnya:
"Mengapa ketika seseorang sedang dalam keadaan marah,
ia akan berbicaradengan suara keras atau berteriak?"

Seorang murid setelah berpikir cukup lama mengangkat tangan dan menjawab:
"Karena saat seperti itu ia telah kehilangan kesabaran,
karena itu ia lalu berteriak."

"Tapi..." sang guru balik bertanya,
"lawan bicaranya justru berada di sampingnya.
Mengapa harus berteriak?
Apakah ia tak dapat berbicarasecara halus?"

Hampir semua murid memberikan sejumlah alasan yang dikira benar menurut pertimbangan mereka.
Namun tak satupun jawaban yang memuaskan.

Sang guru lalu berkata:
"Ketika dua orang sedang berada dalam situasi kemarahan, jarak antara ke dua hati mereka menjadi amat jauh walau secara fisik mereka begitu dekat.
Karena itu, untuk mencapai jarak yang demikian, mereka harus berteriak.
Namun anehnya, semakin keras mereka berteriak, semakin pula mereka menjadi marah dan dengan sendirinya jarak hati yang ada di antara keduanyapunmenjadi lebih jauh lagi.
Karena itu mereka terpaksa berteriak lebih keras lagi."

Sang guru masih melanjutkan:
"Sebaliknya, apa yang terjadi ketika dua orang saling jatuh cinta?
Mereka tak hanya tidak berteriak, namun ketikamereka berbicara suara yang keluar dari mulut mereka begitu halus dan kecil.
Sehalus apapun, keduanya bisa mendengarkannya dengan begitu jelas.
Mengapa demikian?" Sang guru bertanya sambil memperhatikan para muridnya.

Mereka nampak berpikir amat dalam namun tak satupun berani memberikan jawaban.
"Karena hati mereka begitu dekat, hati mereka tak berjarak.
Pada akhirnya sepatah katapun tak perlu diucapkan. Sebuah pandangan mata saja amatlah cukup membuat mereka memahami apa yang ingin mereka sampaikan."

Sang guru masih melanjutkan: "Ketika anda sedang dilanda kemarahan, janganlah hatimu menciptakan jarak.
Lebih lagi hendaknya kamu tidak mengucapkan kata yang mendatangkan jarak di antara kamu.
Mungkin di saat seperti itu, tak mengucapkan kata-kata mungkin merupakan cara yang bijaksana. Karena waktu akan membantu anda.

Wednesday, September 15, 2004

I Had a Nightmare

Yesterday night I had a 'nightmare'. Nightmare for me may not be a nightmare for other people for sure.
I dreamed that I have 2 test the next day : PPKN and Math.
I haven't prepared for any of the test.
End up I didn't study PPKN at all and only study the first chapter of Math.

The next day in the dream is the exam. I just realised that I didn't bring my matric card and 2B pencil (In Indonesia we use 2B pencil to do our exam) in the car during my journey to the school. *sigh* End up I told my mum to go back to the house and bring my matric card.

In front of the classroom I wait for my mum until the bell that indicates that exam has started rang.

I went to the classroom in a rush. Open the exam paper. I did Question 1 successfully, question 2 as well. On question 3, I had a tough time remembering what formula should I use. And then......

I wake up... I feel very relieved knowing that It was only a dream :).
Gee...

Just a little bit history background about me :
I always prepared for my exam even a few weeks (if possible) before the actual date. Hehehe...
And I really like maths... like mathsss very much. I don't know why.
I score full marks a few times during my final examination.
That's why this dream is a nightmare to me :s.

Hehehe.... Fiuhhh just hope the best for today.

Quotes of the day :

Even if happiness forgets you a little bit, never completely forget about it. ~Jacques Prévert